TENTANG SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
A.
Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam
1. Sejarah
Kebudayaan Islam sebagai Peristiwa
Sejarah bagaikan akar yang memperkuat menumbuhkan
batang yang besar, kokoh, dan tinggi yang dibarengi dengan pertumbuhan dahan,
ranting, daun, bunga, dan buah yang bermanfaat bagi manusia. Sejarah merupakan
sumber cerita yang harus dikenang, dalam hal ini sejarah identik dengan history,
yaitu kajian yang membahas peristiwa masa lalu terutama laporan tertulis mengenai
kegiatan manusia sepanjang waktu.
Sejarah tetap bersifat faktual sebab
sifat ini yang membedakannya dengan dongeng atau gosip. fakta sejarah lebih
bersifat konstruktif, sesuatu yang dikumpulkan, dipilih, dan dibangun oleh
seseorang atau kelompok yang mempunyai perspektif atau cara pandang yang
berbeda-beda. Sebagai sebuah peristiwa berharga, sejarah memiliki beberapa
komponen dasar. Komponen-komponen itu meliputi:
a. Kejadian
: Sejarah merupakan kejadian-kejadian penting yang pernah ada.
b. Manusia
:Sejarah tidak bisa dipisahkan dari manusia baik
sebagai individu atau kelompok. Mereka adalah aktor sekaligus ikon
kejadian-kejadian penting tersebut.
c. Latar
belakang : bisa dikatakan sebagai tanggal, waktu, sebab dan akibatnya. Pada
gilirannya, pola sebab dan akibat inilah ditarik hukum-hukum sejarah.
d. Sarat
makna : Masa kini bisa dipahami dari peristiwa masa lampau bahkan masa yang
akan datang bisa diprediksi dengan bekal kemampuan mengetahui hukum sejarah
masa lampau. Jadi, sejarah bukanlah sekedar cerita besar masa lampau yang tanpa
punya arti untuk masa kini dan mendatang.
2. Sejarah
Kebudayaan Islam sebagai Disiplin Ilmu
Sebagai sebuah disiplin ilmu yang
mandiri, sejarah menuntut ketekunan dan keahlian orang yang mempelajari dan
mengembangkannya. makna dari peristiwa bersejarah tersebut untuk diperbaikan
sejarah masa kini dan mendatang.
Ada beberapa karakteristik yang
sekaligus menjadi komponen utama sejarah sebagai sebuah disiplin itu:
a. Memiliki
obyek material : Obyek material sejarah adalah pengetahuan atau informasi
faktual mengenai peristiwa dan kejadian penting dalam kurun waktu tertentu.
Subyek adalah manusia yang mengetahui dan mengalami suatu peristiwa, obyek sejarah adalah peristiwa tersebut, hubungan
antara pelaku dan peristiwa juga menjadi materi dasar sejarah sebagai ilmu.
Oleh karena sejarah mempelajari pengalaman dan peristiwa nyata, maka disiplin ini
tergolong ke dalam ilmu empiris.
b. Memiliki
obyek formal : metode yang dipakai untuk menemukan,
menggali, dan menemukan data dengan teknik observasi, klasifikasi, dokumentasi
sebelum usaha interpretasi dan rekonstruksi
masa lampau dilakukan.
c. Sistematis
: Uraian sistematis akan menunjukkan hubungan
antara satu fakta dengan fakta lain yang bersifat kausalitas (hubungan
sebab-akibat), karena sejarah merupakan suatu proses.
d. Teoritis
: Teori digunakan untuk mempertajam daya analisis,
sehingga diperoleh kejelasan mengenai berbagai hal, termasuk makna peristiwa.
e.
Filosofis : Filsafat
adalah landasan berpikir untuk menegaskan kebenaran ilmu Implikasinya
adalah laporan itu bisa dikajiulang dan maknanya pun bisa berkembang sesuai
dengan konteks penulis dan pembacanya.
3.
Penulis Sejarah Kebudayaan Islam
Inti utama sejarah
adalah perubahan sistem sosial dalam perspektif waktu. Kronologi penulisan sejarah kebudayaan Islam yang ada
masih lebih banyak berbasis pada cerita mengenai pergantian kekuasaan dan
pemerintahan.
Bentuk kronologis
penulisan sejarah kebudayaan Islam diawali dari
pra Islam Arab di
Jazirah Arabia=>kelahiran Nabi Muhammad=>dakwah
beliau di
Mekkah=>peristiwa Hijrah ke Madinah=>Khalifah al Rasyidin=>Bani
Umayyah=>Masa Abbasiyyah dsb.
Untuk kasus
kebudayaan Islam Indonesia, titik mangsanya diawali dengan penyebaran agama
Islam lewat saudagar-saudagar India dan Arab yang masuk melalui Aceh. Di pulau
Jawa, penulisan sejarah itu diawali dengan usaha-usaha dakwah yang dilakukan
oleh sejumlah ulama yang dikenal dengan nama Wali Songo. Selain itu juga ada
penulisan dengan berdasarkan tema-tema tertentu seperti filsafat, teologi,
seni, dan ilmu pengetahuan.
4.
Fungsi dan Manfaat Sejarah : Prinsip hidup dalam Islam bahwa
hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.
5.
Fungsi Sejarah
a.
Pelajaran:
Sejarah adalah pelajaran yang terbaik, karena ia
menyediakan referensi yang berharga kepada seseorang untuk mengambil keputusan
tanpa harus mengalaminya. Terutama sejarah awal peradaban Islam, pada masa Nabi
SAW.
b.
Sejarah bisa dijadikan model untuk menentukan sikap dan
membangun masa kini dan mendatang.
c.
Rekreasi
6.
Manfaat Sejarah
a.
Menumbuhkan kesadaran komunitas Melalui sejarah : seseorang bisa
merasakan bahwa dirinya adalah termasuk bagian dari masyarakat saat ini dan
sebelumnya.
b.
Membangkitkan inspirasi
c.
Membiasakan berfikir konseptual: meskipun sejarah penuh dengan nilai dan konsep-konsep sulit, sejarah
selalu menghadirkan referensi kejadian historisnya yang melibatkan dimensi
ruang dan waktu.
d.
Mendorong berpikir kritis
e.
Meningkatkan penghargaan atas jasa masyarakat yang sebelumnya :
Sejarah bisa mengingatkan seseorang bahwa kehidupan sekarang tidak bisa
dinikmati tanpa perjuangan orang-orang sebelumnya.
B. Implikasi
Hakikat Sejarah pada Pembelajaran SKI
1.
Implikasi Terhadap Bahan Ajar
Bahan atau materi
sejarah yang dipelajari siswa dari pembelajaran sejarah hendaknya menguraikan
suatu peristiwa sejarah tidak saja mengungkapkan pengetahuan tentang apa,
siapa, dan di mana, tetapi lebih ditujukan mengetahui mengapa dan bagaimana
peristiwa itu terjadi, alasan-alasan apa yang mendasari suatu peristiwa.
Bahan-bahan sejarah yang bisa dikembangkan selain
buku-buku teks yang dianggap konvensial adalah:
a.
Narasi
b.
Gambar dan peta
c.
Dokumen dan benda sejarah
d.
Tempat bersejarah
2.
Implikasi Terhadap Proses Pembelajaran
Kemampuan siswa
dalam bidang ajar berpikir sejarah/historis yang meliputi penguasaan terhadap
materi, cara kerja sejarah, kemampuan untuk mengambil pelajaran darinya, dan
mempraktekkannya dalam kehidupan keseharian mereka itu yang dijadikan sebagai
tolak ukur menilai kemampuannya.
Setiap
mata pelajaran mempunyai karakteristik yang khas. Karakteristik ini dipengaruhi
oleh hakikat materi yang akan diajarkan. Demikian juga halnya dengan mata
pelajaran sejarah. Adapun karakteristik mata pelajaran sejarah adalah sebagai
berikut:
1.
Sejarah terkait dengan masa lalu
2.
Sejarah bersifat kronologis :dalam mengorganisasikan materi ajar
haruslah didasarkan pada urutan kronologis peristiwa sejarah.
3.
Ada 3 unsur yang penting dalam sejarah yaitu manusia, ruang, dan
waktu
4.
Perspektif waktu merupakan dimensi penting dalam sejarah
5.
Dalam sejarah ada prinsip sebab akibat
6.
Sejarah pada hakikatnya adalah dinamis
Berdasarkan
karakteristik mata pelajaran sejarah secara umum dan sejarah kebudayaan Islam
secara khusus, tujuan pembelajaran sejarah bisa dibedakan menjadi tiga:
1.
Siswa mampu memahami SKI : Memiliki
pengetahuan dan pemahaman tentang peristiwa sejarah dalam dunia Islam,
kemampuan berpikir secara kritis yang dapat digunakan untuk menguji dan
memanfaatkan pengetahuan sejarah.
2.
Siswa memiliki wawasan sejarah : Memiliki kemampuan belajar dan
mengambil ibrah dari masa lalu untuk memahami kehidupan masa kini dan
mengupayakan perubahan lebih baik untuk masa depan.
3.
Siswa memiliki kesadaran sejarah : Mengambil
ketauladanan dari para tokoh atau aktor sejarah dan masyarakat untuk melakukan
perubahan yang lebih baik.