Menu

Sabtu, 12 November 2016

Perkembangan peradaban Islam masa Abbasiyah



PerkembanganKebudayaan/Peradaban Islam Pada Masa Bani Abbasiyah
ž  Kondisi sosial
Muslim non Arab merasa diangkat derajatnya hak-hak mereka disamakan bahkan dalam beberapa periode masyarakat muslim non Arab memegang peranan yang sangat penting dalam pemerintahan dan tidak ada pembedaan kelas antara penduduk Arab dan non Arab. Dengan demikian mereka mampu memberikan sumbangan yang penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban.

ž  Kemajuan kebudayaan
perkembangan kebudayaan berjalan seiring dengan penyebaran islam. Pada masa Bani Abbasiyah wilayah pemerintahan islam meluas sampai ke Spanyol di barat dan India di timur. Pada masa itu Bagdad dan Andalusia menjadi pusat peradaban dan ilmu pengetahuan. Bangsa-bangsa non Arab yang telah masuk dalam wilayah islam memakai bahasa Arab dan adat istiadat Arab dalam kehidupan sehari-hari.

ž  Kemajuan politik dan militer
Perkembangan politik dan militer Bani Abbasiyah terbagi ke dalam lima periode. Dalam setiap periode terjadi perubahan pemegang kekuasaan, sistem pemerintahan dan kebijaksanaan militer. Periode pertama mulai tahun 132 – 232H/750-847 M. Periode kedua mulai tahun 232-334 H / 847-946 M, peride ketiga mulai tahun 334- 464 H /946- 1075 M, periode ke empat mulai tahun 464 – 623 H / 1075 – 1225 M, dan periode ke lima mulai tahun 623 – 656 H/1225–1258 M.

Kondisi Sosial
Menyebarnya Islam sampai ke luar jazirah Arab membuat bangsa arab berinteraksi dengan bangsa non Arab,sehingga muncullah kelas dalam masyarakat Arab :
1.      Kaum muslim Arab
2.      Kaum muslim non Arab (mawali)
3.      Kaum non muslim (zimmi)

Akan tetapi karena runtuhnya Dinast Umayyah karena adanya perbedaan perlakuan terhadap masyarakat maka kemudian Dinasti Abbasiyah berusaha menghapus kelas-kelas sosial tersebut. Mereka menyamakan antara orang arab maupun non arab. Setiap masyarakat punya hak yang sama dalam hal berpendapat dan berkarya. Sehingga pada masa ini pengaruh dari orang non arab pun sangat besar, termasuk dalam hal pemerintahan.
Beberapa Keluarga yang berperan penting dalam pemerintahan Dinasti Abbasiyah:
1. Keluarga Barmak
Dipimpin oleh Khalid bin Barmak. Ia punya peran besar dalam gerakan dakwah dan proses berdirinya dinasti Abbasiyah. Jasa besar Khalid bin Barmak adalah menumpas pemberontakan di Mesopotamia. Kemudian dia jadi Gubernur disana. Dia diangkat sebagai Wazir yang pertama kali, kemudian diganti anaknya  Yahya bin Khalid,kemudian Ja’far bin Yahya. Selain itu saudaranya Fadl bin Yahya jadi Gubernur Persia Barat dan Khurasan

2. Dinasti Buwaihiyah
Mereka berasal dari golongan Syi’ah, punya peran penting selama satu abad. Ia adalah putra-putra Buwaih yang berasal dari Dailami yang tinggal di pegunungan barat daya Laut Kaspia. Mereka terdiri  Ali bin Buwaih berkuasa di Isfahan, Hasan bin Buwaih berkuasa di Ray dan Jabal dan Ahmad bin Buwaih yang berkuasa di Al Ahwaz dan Khuzistan. Mereka diakui sebagai Sultan oleh khalifah Abbasiyah, sebaliknya mereka mengakui kekhalifahan Dinasti Abbasiyah

3. Dinasti Seljuk
Kedudukannya hampir sama dengan dinasti Buwaihiyah. Mereka jadi penguasa yang sesungguhnya sementara khalifah hanya sebagai simbol saja.

Perkembangan Kebudayaan pada masa Bani Abbasiyah
ž  Wilayah yang telah ditaklukkan penduduknya masuk Islam dengan sukarela setelah mengetahui kemajuan peradaban arab dan rapinya pemerintahan Islam
ž  Banyak wilayah yang ditaklukan ter-arabkan seperti: Mesir, suriah, palestina, maroko, dan al jazair. Banyak bangsa ini yang lupa bahasa dan budaya mereka sendiri, sehingga pengertian arab tidak hanya bagi orang yang di jazirah arab saja.
ž  Bangsa non arab yang telah masuk wilayah Islam mempergunakan bahasa arab dan adat istiadat arab dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat ini Baghdad dan Andalusia sebagai pusat peradaban dan ilmu pengetahuan.
ž  Hanya mengenal huruf arab
ž  Di Sisilia hal yg hampir sama terjadi Raja Roger I dari Normandia menjadikan istananya sbg tempat pertemuan para filosof, dokter dan ahli islam lainnya (meniru Harun Arrosyid). Ketika Roger II menjadi raja, ia juga terpengaruh budaya arab. Pakaian kebesarannya adalah pakaian arab, gerejanya dihiasi dg ukiran dan tulisan arab. Wanita kristen Sisilia meniru mode pakaian Islam
ž  Masa Harun Arrosyid dan Al Makmun peradaban Islam mencapai puncak kejayaan, ikut berperan juga bangsa india dan Yunani.
ž  Banyak sastrawan dan Budayawan yang muncul saat Islam menguasai Jundisabur, Harran, Antiokia dan Iskandariyah.

Bukti kemajuan budaya masa Bani Abasiyah
ž  Munculnya sastrawan dan budayawan seperti : Umar Khayam, Az Zamakhsyari, Al Qusyairi, AnNafisi, Ibnu Maskawaih, Al Kindi
ž  Adanya peninggalan-peninggalan bersejarah, seperti: Istana, masjid dan bangunan lainnya.

Sastrawan dan Budayawan tersebut antara lain:
A.     Umar Khayam
Lahir di Nisabur, Khurasan. Seorang penyair yang juga ahli bidang matematika, astronomi dan filsafat. Dia bekerja pada Sultan Maliksyah, raja dinasti Seljuk yang menguasai Persia. Karyanya “Rubaiat”. Dia juga seorang sufi yang mengkritik dan mengoreksi  para ilmuwan. Dalam sajaknya selalu mencari pembuktian logis dlm menghadapi problem-problem filsafat. 

B.      Az Zamakhsyari
Dia adalah pakar bahasa dan kesusastraan arab, karyanya : Asas al Balaghah, Al Mufrad wa al Mua’allaf fi an Nahwi, al Mustaqim fi Amsal al arab.

Peninggalan-peninggalan bersejarah tersebut antara lain:
ž  Istana Al Hasyimiyah yg didirikan oleh Abu Abbas Assafah
ž  Pembangunan kota Baghdad pada masa Abu Ja’far al Mansyur.
ž  Pembangunan masjid sbg pusat kegiatan umat Islam seperti :
                - masjid al Mansur oleh Abu Ja’far al Mansyur
                - masjid Raya Ar Risyafah oleh al Mahdi
                - Masjid Jami’ Qoss al Khilafah oleh al Muktafi
                - masjid Raya Samarra oleh al Mutawakkil
                - masjid Agung Isfahan oleh Al Malik Syah,
                - dan sebagainya

Fungsi masjid pada masa Bani Abbasiyah
ž  Sebagai tempat sholat
ž  Sebagai tempat bermusyawarah
ž  Sebagai tempat berkumpulnya para ulama dan ilmuwan yang mendiskusikan berbagai macam ilmu pengetahuan (tempat belajar)

Perkembangan Politik dan Militer Bani Abbasiyah, di bagi 5 periode :
ž  Periode Pengaruh Persia Pertama
ž  Periode Pengaruh Turki Pertama
ž  Periode Pengaruh Persia Kedua
ž  Periode Pengaruh Turki Kedua
ž  Periode Non Pengaruh

1.    Periode Pengaruh Persia Pertama
Dinamakan demikian karena periode ini terdapat satu keluarga bangsawan Persia yang sangat berpengaruh dalam pemerintahan Bani Abbasiyah, yakni keluarga Barmak. Periode ini merupakan masa keemasan dan kejayaan Bani Abbas, walaupun demikian, bibit kemunduran Bani Abbas sudah muncul pada periode ini, yaitu ketika terjadi perang saudara antara al Amin dan al Ma’mun.
Khalifah Bani Abbasiyah yang memerintah pada periode pertama :
1. Abu Abbas As-Saffah       750-754 M
2. Abu Ja’far al Mansur         754-775 M
3. Al Mahdi                                775-785 M
4. Al Hadi                                    785-786 M
5. Harun Ar Rasyid                  786-809 M
6. Al Amin                                  809-813 M
7. Al Ma’mun                            813-833 M
8. Al Mu’tasim                          833-842 M
9. Al Wasiq                                 842-847 M

2.    Periode Pengaruh Turki Pertama
Disebut demikian karena tentara Turki yang menjadi tentara Bani Abbasiyah sangat mendominasi pemerintahan. Mereka diangkat oleh Khalifah al Mu,tasim serta al Wasiq pd periode pertama. Pada periode ini pengaruh mereka sangat kuat Bahkan mereka dapat mempengaruhi pengangkatan atau pemberhentian khalifah.
Khalifah yg memerintah pada periode kedua :
1. Al Mutawakkil            847-861 M
2. Al Muntasir                 861-862 M
3. Al Musta’in                 862-866 M
4. Al Mu’taz                     866-869 M
5. Al Muhtadi                  869-870 M
6. Al Mu’tamid               870-892 M
7.  Al Mu’tadid                892-902 M
8.  Al Muktafi                  902-908 M
9.  Al Muktadir                908-932 M
10. Al Qahir                      932-934 M
11. Ar Radi                        934-940 M
12.  Al Muttaqi                940-944 M

3.    Periode Pengaruh Persia kedua
Disebut demikian karena pada masa ini sebuah golongan dari bangsa Persia berperan penting dalam pemerintahan Bani Abbasiyah, yaitu Bani Buwaih.Mereka memegang jabatan  amir-al umara, yakni pelaksana kekuasaan dan pemerintahan Bani Abasiyah. Khalifah pada masa ini hanya sebagai simbul Istana.
Khalifah-khalifah yang berkuasa, antara lain :
1. Al Muktafi                   944-946 M
2. Al Muti                          946-974 M
3. At Ta’i                            974-991 M
4. Al Qadir                        991-1031 M
5. Al Qa’im                       1031-1075 M

4.    Periode Pengaruh Turki Kedua
Disebut demikian karena pada saat ini sebuah golongan dari bangsa Turki berperan penting dalam pemerintahan Bani Abbasiyah, yakni Bani Seljuk. Sama halnya dengan Bani Buwaih, mereka juga memegang jabatan amirul-umara, yakni pelaksana kekuasaan dan pemerintahn Bani Abbasiyah
Khalifah pada periode ini adalah :
1. Al Qa’im                 1031-1075 M
2. Al Muqtadi            1075-1094 M
3. Al Mustazir            1094-1118 M
4. Al Mustarsid         1118-1135 M
5. Ar Rasyid                1135-1136 M
6. Al Muqtafi             1136-1160 M
7. Al Mustanjid         1160-1170 M
8. Al Mustadi             1170-1180 M
9. An Nasir                 1180-1225 M

5.    Periode Non Pengaruh
Pada periode ini Bani Abbasiyah sudah tidak lagi dipengaruhi pihak manapun. Akan tetapi, kekuatan politik dan militer Bani Abbasiyah sudah lemah sehingga kekuasaan mereka tinggal meliputi wilayah Irak dan sekitarnya saja. Bani Abbasiyah runtuh pada tahun 1258 M karena serangan Bangsa Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan.
Khalifah pada periode kelima ini antara lain :
1. An Nasir                    1180-1225 M
2. Az Zahir                     1225-1226 M
3. Al Mustansir            1226-1242 M
4. Al Musta’sim           1242-1258 M

Perbedaan sikap politik antara Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah
Bani Umayyah
·     Dalam segala bidang masih bercorak arab murni

Bani Abbasiyah
·     Dalam berbagai bidang sudah mulai bercampur dengan corak persia,  turki dan lainnya.
·     Baghdad jadi kota terbuka sehingga segala bangsa yang menganut berbagai keyakinan dijinkan bermukim di dalamnya, karena merupakan pusat kegiatan politik,ekonomi sosial dan budaya.
·     Kebebasan berpikir sebagai hak asasi manusia diakui sepenuhnya.
·     Para menteri keturunan persia diberi hak yang penuh dalam menjalankan pemerintahan sehingga mereka memegang peranan yang penting dalam pembinaan Tamaddun Islam.

Lembaga Pemerintahan
ž  Pengangkatan wazir (perdana menteri) sebagai pembantu khalifah dalam menjalankan roda pemerintahan.
ž  Pembentukan Diwanul Kitabah yang dipimpin oleh Raisul Kitabah(sekretaris negara)
ž  Raisul Kitabah dibantu oleh beberapa sekertaris :
·        Katibul Rasa’il/urusan persuratan
·        Katibul Kharaj/urusan keuangan atau pajak
·        Katibul Jundi/urusan tentara atau kemiliteran
·        Katibul Qudha/urusan kehakiman
·        Katibul Syurtan /urusan kepolisian
ž  Pengangkatan Amir (pemimpin dari Imarat) dan Syaikh al Quran               
ž  Pembentukan Angkatan Bersenjata, panglima besar angkatan perangnya bernama Amirul Umara
ž  Pembentukan Baitul Maal (kas negara)
·        Perbendaharaan negara/Diwanul khazanah
·        Urusan Hasil bumi /Diwanul Azra’a
·        Perlengkapan tentara/Diwanul Khazainushsilah
ž  Pembentukan Mahkamah Agung
·        Al Qadla, mengurus perkara agama, hakimnya disebut qadli
·        Al Hisbah, mengurus masalah umum, perdata maupun pidana, hakimnya Al Mustashib
·        An Nashar Fil Mazhalim, menyelesaikan perkara banding dari tingkat al qadla dan al hisbah, hakimnya Shahibul Madzalim

Kemajuan dalam bidang Militer
ž  Angkatan perang pada masa bani Abbasiyah terdiri dari :
·        Al Jundul Murtaziqah
·        Al Jundul Muthauwilah, yaitu tentara sukarela
                 
Lima karakteristik pemerintahan Bani Abbasiyah
ž  Khalifah dari keturunan arab murni sedangkan menteri, gubernur , panglima dan pegawainya dari Mawali (ket. Persia)
ž  Baghdad sebagai ibu kota
ž  Ilmu pengetahuan dipandang sesuatu yang sangat penting dan mulia
ž  pengakuan terhadap kebebasan berpikir sebagai bagian dari hak asasi manusia
ž  para menteri bukan arab diberikan kebebasan penuh dalam menjalankan pemerintahan dan mengembangkan peradaban Islam

Kemajuan Ilmu Pendidikan
Bukti perkembangan pendidikan dan pengetahuan :
A.      Berdirinya lembaga-lembaga pendidikan :
·        Darul Hikmah,yang didirikan Harun Al-Rasyid dan disempurnakan oleh Kholifah Al-Ma’mun.
·        Darul Hikmah ini merupakan perguruan tinggi (universitas) yang luas dan memiliki perpustakaan besar. Untuk belajar ilmu kedokteran, matematika, optika, geografi, fisika, astronomi, sejarah, filsafat, dan lain-lain.
·        Madrasah-madrasah
·        Majelis Mumadharuh, yaitu majelis tempat pertemuan para ulama, sarjana, ahli pikir dan pujangga untuk membahas masalah-masalah ilmiah.
·        Berdirinya perguruan tinggi “An-Nizhamiyah”. Guru besarnya “Imam Al-Ghazali”
B.      Berdirinya kota pendidikan seperti : Mekah, Madinah, Kuffah, Damaskus, Hijjaj, Kairawan, Mesir dll
C.      Berkembangnya Ilmu Naqli spt :
·        Ilmu tafsir : Ibnu Jarir ath Thobari, As Suda
·        Ilmu Hadits : Imam Bukhori
·        Ilmu Tasawuf

Peran Baitul Hikmah dalam Transformasi Ilmu Pengetahuan
  1. Sebagai perpustakaan yang menyediakan buku-buku / literature dari berbagai sumber dan bahasa, sehingga menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi umat Islam.
  2. Sebagai lembaga penterjemah buku-buku / karya-karya asing ( Yunani, India, Persia ) ke dalam bahasa Arab, sehingga buku-buku asing tersebut dapat diketahui isinya oleh umat Islam dan dapat dikembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan muslim.
  3. Sebagai pusat kegiatan studi dan riset keilmuwan.. Dari kegiatan ini dapat  melahirkan karya-karya besar dalam ilmu pengetahuan baik dalam ilmu Filsafat, Astronomi maupun Kedokteran.
  4. Sebagai tempat para ahli / ilmuwan muslim berkumpul untuk membahas dan berdiskusi tentang suatu ilmu atau masalah. Dari kegiatan ini dapat melahirkan ilmuwan-ilmuwan Muslim yang terkenal sepanjang sejarah baik ilmuwan dibidang Filsafat, Astronomi maupun Kedokteran.

Dampak Positif Berdirinya Baitul Hikmah
1.       Ilmu pengetahuan semakin berkembang.
2.       Melahirkan ahli-ahli / ilmuwan-ilmuwan di bidang ilmu pengetahuan.
3.       Peradaban dan kebudayaan Islam semakin maju.
4.       Melahirkan karya-karya besar dalam ilmu pengetahuan.

Bidang-bidang Ilmu Pengetahuan yang Berkembang pada Masa Dinasti Abbasiyah
1.       Ilmu Filsafat
2.       Ilmu Kedokteran
3.       Ilmu Astronomi.

Bidang-bidang Ilmu Agama Islam yang berkembang pada masa Dinasti Abbbasiyah
Perkembangan dan kemajuan Ilmu Agama Islam pada masa Dinasti Abbasiyah ini ditandai dengan:
1.       Munculnya tokoh-tokoh / ulama-ulama besar dalam ilmu agama Islam yang memiliki    integritas tinggi, seperti : Imam Syafii, Malik, Hanafi dan Hambali ( 4 imam mazhab fiqh ), Imam Bukhori, Muslim, Abu Dawud, At Tirmizi, An Nasai dan Ibnu Majah ( 6 imam dalam ilmu Hadist )
2.       Lahirnya karya-karya besar dan monumental di bidang ilmu agama Islam, seperti : Kutubussitah (enam kitab Hadist), Tafsir At Tabari, Kitab Al Muwatta, Kitab Ar Risalah  dan lain-lain.
3.       Berdirinya Madrasah-madrasah mulai dari tingkat Dasar, Menengah dan tingkat Atas.
4.       Berdirinya Majlis Munadzaroh, tempat membahas dan mendiskusikan persoalan agama yang dianggap sulit untuk dipecahkan.

Faktor  kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah
  1. Adanya kontak antara Islam (Arab) dengan Persi, di mana Persia banyak berperan dalam pengembangan tradisi keilmuwan Yunani, salah satunya melalui Akademi Jundishabur.
  2. Peran keluarga Barmak yang sengaja dipanggil khalifah harun Ar Rasyid untuk mendidik keluarga istana dalam pengembangan keilmuwan.
  3. Adanya gerakan penerjemahan karya-karya Yunani ke dalam bahasa Arab. Pada waktu itu para penguasa dan masyarakat memberi penghargaan yang besar kepada para penerjemah.Salah satu bentuk penghargaan adalah ”para penerjemah diberi hadiah emas seberat buku yang berhasil ia terjemahkan”.
  1. Besarnya perhatian para khalifah Dinasti Abbasiyah terhadap ilmu pengetahuan terutama Harun Ar Rasyid dan Al Ma’mun yang sangat mencintai ilmu.
  2. Adanya percampuran berbagai kebudayaan seperti Persia, Yunani, India dan Arab.
  3. Para khalifah Dinasti Abbasiyah tidak memprioritaskan perluasan wilayah Islam karena wilayah kekuasaan Islam waktu itu sudah sangat luas. Oleh karena itu pemerintah dapat lebih berkonsentrasi mengurus urusan dalam negeri.
  4. Didirikannya pabrik kertas, yang memungkinkan masyarakat dapat memperoleh kertas dengan harga yang murah. Dan juga memudahkan penyalinan naskah-naskah asing ke dalam bahasa Arab secara besar-besaran.
  5. Berdirinya lembaga Baitul Hikmah sebagai tempat penterjemahan, diskusi dan mengadakan penelitian.

Mengambil ibrah dari perkembangan kebudayaan Islam pada masa Bani Abbasiyah
  1. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah telah memberikan dampak positif terhadap kehidupan umat Islam. Banyak ilmuwan besar muslim yang melahirkan karya besar pada masa ini. Penemuan-penemuan ilmiah dibidang politik, sosial, budaya dan ilmu pengetahuan berikutnya.
  2. Pada masa Abbasiyah, Islam benar-benar mencapai puncak peradaban dan memberikan kontribusi besar bagi perkembangan peradaban dunia.
  3. Hampir semua ilmu pengetahuan yang berkembang dasar-dasarnya telah ditemukan pada masa Abbasiyah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban menjadikan masyarakat Dinasti Abbasiyah hidup tenteram, perekonomian pun berjalan stabil. Para kholifahnya berhasil mengatsi muusuh-musuhnya.

4 komentar: